Friday, April 11, 2014

Yo Opo...?!

Menjadi diri sendiri itu susah. gimana tidak?! ketika keinginan hati selalu bertolak dengan pandangan dan apa yang orang lain pikirkan. I'm not a perfect person, but will do! itu sama susahnya berusaha mengerti apa yang orang lain inginkan namun tak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Persoalan! Paras, kelakuan, jabatan, dan segala apa yang dimiliki tak akan pernah luput dari penilaian orang lain, sekitaran kita. Let's see... ketika kita berbuat baik, yang orang lain pikirkan justru kita terlihat seperti riak dan carmuk (cari muka). Lagi, ketika kita tidak suka ataupun sepaham dengan pemikiran yang orang lain lontarkan, kita dianggap 'sok tau/sok pintar/sok-sok lainnya', padahal kita bermaksud memberikan solusi yang lain yang (mungkin) itu lebih baik dari apa yang ada. Lagi-lagi tentang persoalan! Susah dimengerti...

Hal itu yang telah ku temukan baru-baru ini ketika aku menginjak tanah kelahiran. tanah tercinta yang ku anggap tempat keramat melepas penat dari segala rasa yang ada. tak sepenuhnya problema. akan tetapi, aku yang notabane-nya "keras kepala/kothok/dan cenderung sensitif" sering tak terima tentang penilaian orang. syukur-syukur itu sebuah masukan, mungkin aku akan menerimanya. lha kalau itu adalah sebuah judgemean?! dan apalagi yang menilai (tidak benar) itu adalah sanak kandung kita sendiri. Terlalu!! Bukan tentang apa yang 'beliau' pikirkan, melainkan... ketika aku berada di depannya, 'mbok yaa' nggak usah pakek sindiran. aku mudeng loh daaap... manusia, manusia.. apa maumu? ku kasih uang? minta berapa? di mana-di mana sama, uang selalu menjadi tolak ukur di mana orang tersebut bisa dianggap (lebih) dihormati. tidak berhenti di situ.. bukan brmaksud dan ingin (merasa) aku paling benar, akan tetapi ketika melihat di sana-sini 'bergerombol' layaknya genk. itu pun, satu hal yang menjadi alasan mengapa aku malas untuk kembali 'pulang'. masalah mental, aku sudah biasa. hanya saja, selalu 'merasa berdosa' jika menjadi bagian di antara orang-orang tersebut. hal yang selalu menjadi 'tameng', yah indahkan saja, apa yang harus dibikin pusing dari apa yang mereka utarakan tentang(ku). Tak penting, toh bukan mereka yang memberiku makan, minum, dan uang jajan. yaah, terkadang miris jikalau melihat keadaan sekitar. hal 'bergosip' menjadi tradisi yang amat melekat, menurutku. iya, aku bagian dari mereka, dan aku tak memungkiri itu. seperti itulah rasanya... jika pulang akan ada hal yang menjengkelkan, dan ketika tak pulang justru merasa rindu *pulang malu, tak pulang rindu*. lagi-lagi persoalan...

*Bersambung....

No comments:

Post a Comment