Monday, April 21, 2014

Mak'e Is Kartini

Happy Kartini's Day for my Mom and all of Mom's in the world's...
Saya tidak tahu persis makna (sebenernya) "Hari Kartini" itu seperti apa, bahkan melakukan hal yang secara simbolik pun tidak (pas perayaannya). Ah, rasanya memang bego saya ini. Namun sejatinya, "HARI KARTINI" itu adalah hari di mana emansipasi wanita, peranan wanita, bahkan segala apa yang wanita lakukan patut dihargai dan diapresiasi. Banyaknya pekerjaan Pria yang (sanggup) dilakukan oleh wanita, itupun hal yang amat sangat patut untuk ditelisik, dan sebaliknya hal berat dan mengagumkan yang mampu dilakukan oleh seorang wanita tak mampu dilakukan seorang pria manapun (tanpa terkecuali). Yaitu, MELAHIRKAN. Kita lahir dari sebuah rahim yang dimiliki seorang Ibu, tumbuh kembang besar menjadi anak yang dibanggakan pun berkat Air Susu Ibu (ASI). Bahkan, istilah pria adalah pencari nafkah-pun sekarang bisa dilakukan seorang wanita. Wanita memang mengagumkan.

Same like my Mother. Wanita yang kami (saya, Cak Put, dan Cak Abib) panggil dengan sebutan Mak'e. Wanita hebat nan tegar yang tangguh berjuang untuk kesejahteraan keluarganya, terkhusus anak-anak yang dicintainya. Emakku, wanita yang super kuat yang mampu berdiri meski diterpa gelombang besar. Emakku, wonder women bagiku dan kedua kakakku. Tak sedikitpun kiasan yang mampu melukiskan rasa bangga kami terhadapnya, namun yang jelas, kami, anakmu sangat mengagumimu dan bangga denganmu. I love you Mom :) Dan segala apa yang kau korbankan, semoga kelak akan ada balasan yang setimpal. Karena, kasih dan apapun yang kami persembahkan untuk membalas jasamu tak sedikitpun mampu mengganti segala perjuangan yang kau lakukan untuk kami, anak-anakmu. Senantiasa berbahagialah, Mak, demi kami, anakmu. Selalu ukir senyum bahagia untuk kami, anakmu. Dan tetaplah bersinar di hati kami. Kaulah Emak (Ibu) kebanggaan kami, kobar kebahagiaan yang tak pernah padam, dan semangat juang yang tak akan luntur.

*(sekali lagi) SELAMAT HARI KARTINI untuk para wanita hebat, wanita tangguh, wanita tegar, dan wanita perkasa di seluruh muka bumi. :)





Friday, April 11, 2014

Yo Opo...?!

Menjadi diri sendiri itu susah. gimana tidak?! ketika keinginan hati selalu bertolak dengan pandangan dan apa yang orang lain pikirkan. I'm not a perfect person, but will do! itu sama susahnya berusaha mengerti apa yang orang lain inginkan namun tak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Persoalan! Paras, kelakuan, jabatan, dan segala apa yang dimiliki tak akan pernah luput dari penilaian orang lain, sekitaran kita. Let's see... ketika kita berbuat baik, yang orang lain pikirkan justru kita terlihat seperti riak dan carmuk (cari muka). Lagi, ketika kita tidak suka ataupun sepaham dengan pemikiran yang orang lain lontarkan, kita dianggap 'sok tau/sok pintar/sok-sok lainnya', padahal kita bermaksud memberikan solusi yang lain yang (mungkin) itu lebih baik dari apa yang ada. Lagi-lagi tentang persoalan! Susah dimengerti...

Hal itu yang telah ku temukan baru-baru ini ketika aku menginjak tanah kelahiran. tanah tercinta yang ku anggap tempat keramat melepas penat dari segala rasa yang ada. tak sepenuhnya problema. akan tetapi, aku yang notabane-nya "keras kepala/kothok/dan cenderung sensitif" sering tak terima tentang penilaian orang. syukur-syukur itu sebuah masukan, mungkin aku akan menerimanya. lha kalau itu adalah sebuah judgemean?! dan apalagi yang menilai (tidak benar) itu adalah sanak kandung kita sendiri. Terlalu!! Bukan tentang apa yang 'beliau' pikirkan, melainkan... ketika aku berada di depannya, 'mbok yaa' nggak usah pakek sindiran. aku mudeng loh daaap... manusia, manusia.. apa maumu? ku kasih uang? minta berapa? di mana-di mana sama, uang selalu menjadi tolak ukur di mana orang tersebut bisa dianggap (lebih) dihormati. tidak berhenti di situ.. bukan brmaksud dan ingin (merasa) aku paling benar, akan tetapi ketika melihat di sana-sini 'bergerombol' layaknya genk. itu pun, satu hal yang menjadi alasan mengapa aku malas untuk kembali 'pulang'. masalah mental, aku sudah biasa. hanya saja, selalu 'merasa berdosa' jika menjadi bagian di antara orang-orang tersebut. hal yang selalu menjadi 'tameng', yah indahkan saja, apa yang harus dibikin pusing dari apa yang mereka utarakan tentang(ku). Tak penting, toh bukan mereka yang memberiku makan, minum, dan uang jajan. yaah, terkadang miris jikalau melihat keadaan sekitar. hal 'bergosip' menjadi tradisi yang amat melekat, menurutku. iya, aku bagian dari mereka, dan aku tak memungkiri itu. seperti itulah rasanya... jika pulang akan ada hal yang menjengkelkan, dan ketika tak pulang justru merasa rindu *pulang malu, tak pulang rindu*. lagi-lagi persoalan...

*Bersambung....