Wednesday, April 24, 2013

Ah...

Apa yang kamu pikirkan ketika sesuatu begitu menyesak dan memanas??? Apa yang ingin kamu lakukan ketika semua orang (mungkin) ingin menertawakanmu??? Pernah tidak dalam hidupmu, kamu berbohong? Pernah tidak merasakan kebohongan yang kamu lakukan dan akhirnya kebohongan itu menikam kamu sendiri? Bagaimana rasanya?? Yah, tidak akan ada yang tau. Karena yang tau hanya kamu dan Tuhan.

Banyak alasan mengapa seseorang melakukan kebohongan. Bukan keinginan ataupun niat membohongi orang lain. Bisa jadi, seseorang yg berbohong itu (hanya) berharap dia 'bisa' lebih. Kenyataannya, tidak sedikit orang yang (lebih suka) hidup dalam 'kebohongan/kepalsuan' karena dengan demikian seseorang itu akan merasa dihargai. Pasti!!! Ketika jujur mereka dicaci, dan ketika bohong mereka dipuji. Dan tidak sedikit orang yang hidup dalam kebohongan itu lebih bisa menghargai hidup dan merasa (lebih) bahagia tanpa harus menyakiti/membuat orang yang di sekitarnya sakit/kecewa. Lalu, mana yang kamu pilih?? Hidup dalam dunia nyata yg kejam, atau kebohongan tapi membuatmu lebih bahagia? Meskipun itu palsu. Semuanya berhak untuk memilih. Karena hidup itu memang pilihan. Dan pilihanmu (yang mungkin) akan menentukan bagaimana hidupmu selanjutnya. Right???

Sewaktu kecil pasti kamu sering mendengar orang tua, guru ngaji, ataupun orang yg lebih tua dari kamu, mereka selalu bilang kalo kita tidak boleh berbohong. Karena Tuhan benci dengan orang yang suka berbohong. Tapi taukah kamu, pernahkah kamu berpikir bahwa orang2 itu tidak pernah tidak berbohong???? Ah, mustahil rasanya. Bukan bermaksud untuk su'udzon, tapi sekedar berpikir. Ah, orang yang lebih tua memang biasanya selalu berpikir kalo mereka 'yang lebih' benar ketimabang yang lebih muda. Lalu, apakah mereka pernah terima kalo mereka berada dalam ketidakbenaran? Ah, pasti mereka tidak akan bisa menerimanya.

Yah, aku adalah salah satu orang yang hidup dalam kebohongan. Karena ketika menghadapi kenyataan, semua itu ku rasa tidak adil buatku. Sedari kecil (sudah harus) hidup sebatang kara, miskin perhatian dan kasih sayang, berbeda dari kedua kakak lelaki karena terlahir sebagai satu-satunya perempuan, memiliki ayah yang tidak bisa "dianggap" (sebagai) ayah karena.. (ah, aku tidak tau harus menyebutnya apa), terlahir bodoh dan tidak memiliki keistimewaan bahkan miskin. Aku tau ini kehendak Tuhan, tapi tidak salah kan jika aku 'sedikit' mengeluh. Aku cuma merasa jenuh dengan kebohongan-kebohongan yang ku buat untuk membahagiakan diriku sendiri/pun orang lain. Aku hanya merasa ini tidak adil, itu sebabnya aku berbohong, karena hanya dengan kebohongan aku merasa hidupku (akan lebih) indah ketika dalam ketidakbenaran, dan mereka semua (orang lain) lebih bisa menghargaiku. 

Tanpa pernah bermaksud dan ingin  meluakia/pun menyakiti mereka, tapi keadaan ini memaksaku untuk selalu merasa bahagia dan tersenyum. Lalu, jika aku (tetap) berusaha tersenyum bahkan tertawa di atas luka, duka, dan ketidak adilan ini, apakah aku salah meski dengan harus berbohong??? Ya Tuhan, tolong aku!!! Lepaskan aku! Aku harus bagaimana???

Yah, aku memang seorang pembohong ulung. Yah, itu aku. Lalu, apa yang ingin kau sampaikan padaku?? Kalian mau mencaciku? Kalian ingin menertawakanku? Kalian ingin berbahagia di atas ketidak adilan yang ku alami?? Silahkan!! Menarilah kalian yang bahagia dalam kenyataan! Tertawalah kalian yang hidup dalam keadilan! Menari dan tertawalah sepuasnya. Jika itu bisa membuat kalian semua bahagia. Aku tidak akan melarangnya!! Cukup aku sendirian dalam kegelapan ini, aku tidak butuh kalian yang hanya (mau) menemaniku dalam keadaan terang. Dengan demikian aku akan tau, siapa yang 'lebih' bisa menghargai.

Narsis Najis #edisiMASKAM


Rencananya cuma mau maem soto Lamongan bareng Twin Twinny Bitty, terus mampir ATM. Eh, taunya si Twin ngajakin mampir MASKAM (MASjid KAMpus UGM), bukan untuk mampir sholat, karena belum memasuki waktu sholat. Cuma mau mejeng, mampir buat narsis. Narsis najis. Hahahahhaa... :p








Narsisnya gak wajar yaak??? Harusnya sih enggak wajar, faktor umur cooy. Tapi, klo diliat dari faktor porsi mah masih pantes banget klo mejeng ngehek kayak gitu. Tengil bin monyooongs. Huahahaha... :p
Sebodoo deh ah, pedulia amat omongan orang, yang penting mah heppy coooy! Yuukk marreeehh... Bye :)))


Tuesday, April 23, 2013

Nananina...


Bangun tidur dan nyeduh kopi, tetiba inget dan kangen sama mereka-mereka yang (dulu) biasanya ngajakin ngakak, seru-seruan, dan menggila. Yah, mereka teman-temanku. Ah, ini enggak melankoli kok. Sekedar merindukan mereka yang perlahan tapi pasti berlalu tanpa diminta. Sebuah sapaan yg mengawali pertemuan, namun berlalu tanpa kata perpisahan. Ah, siapa yg suka perpisahan? Huuufftt... Akhirnya kalian semua menemukan apa yang kalian cari dan (mungkin) cita-citakan. Kalian punya kehidupan baru bersama orang baru, kawan, pengalaman, dan yang pasti semua serba baru. Namun, harapanku kalian tak akan melupakan apa, siapa dan bagaimana yang (pernah) ada di hidup kalian. Aku mau kalian semua bahagia. I wish!
Ah, kalian banyak dan aku sulit menyebut kalian satu-persatu. Yang jelas waktu (rasanya) cepat berlalu. Dan aku tak lagi menemukan kalian di sini. Karena (memang) tak selamanya waktu berpihak pada kita. Kalo boleh minta sih pengin gitu kita bareng2 terus, tapi itu gak mungkin! hhehe... Ada kalanya semua yang (pernah) kita punyai dan kita rasakan pergi tanpa permisi, karena mereka datang-pun tanpa permisi, pasti! Taukah kalian, sedikitpun aku tak pernah lupa akan kalian, karena, kalianlah yang selalu ada, meski terkadang aku (harus) meminta/ bahkan memaksa kalian untuk ada. Tapi, terima kasih buat kalian. Bukan apa-apa, aku hanya takut kalo-kalo aku tak bisa menemui kalian, meminta maaf, berterima kasih dan mengatakan aku bangga punya kalian, dan aku (pernah) belajar dari kalian, apapun itu. Terima kasih semuanya.

Hehehe... (agak) lebay dan menyeee nih ceritanya. But, whatever...

Erma, rasanya baru kemarin main-main, menggila, dan merencanakan bahagia kita bersama. Eh, kemarin (5-4-13) akhirnya kamu duluan yang menikah. I'm happy for you, nduuulll. Kamu sahabat bahkan saudara buat aku. Hhehe... Aku akan ingat semua petuahmu. Aku akan ingat ketika pulang bukan hanya rumahku yg kutuju, tapi juga rumahmu, seperti yg sudah-sudah. Rumahmu sudah (biasa) menjadi tempat singgahku. Aku mau kamu bahagia nduul, meski aku tau, tidak mudah buat kamu jalani. Tapi, kamu mampu. Jangan lupakan aku ya nduuull!! Oia, dan ingat aku rela membagi ibuku buatmu. Karena kita adalah saudara. *bighuuuggs

Mbak Ipil-Ashoong, setiap hari (hampir) 24jam kita bareng-bareng terus, jadi buatku itu tak lagi sebentar. Ibarat kata, kita bertiga adalah tak terpisahkan. Kata-nya angka 3 itu kesialan, tapi kita bertiga tanpa satu di antara kita ber-3 rasanya pincang, (alay.. hhehe :), karena kita segi tiga sama sisi. Hahaha... #mekso|| Yah, meskipun (mungkin) terkadang kalian menyebalkan atao juga sebaliknya aku yg menyebalkan. Kenyataannya, kalian paling respect dan benar-benar ada buat aku. Uuuuhhh... Ah, jadi ingat dan tanpa bermaksud menertawakan loh, cuma ingin kalian tau. Jomblo gak dosa kok, mau kalian jomblo selama apapun toh kalian tetep heppy. Mending deh jomblo, dari pada jatuh cinta-seneng-dunia serasa milik berdua-bertengkar-ngambekan-marahan-baikan-putus-nyambung-diselingkuhin-dibohongin-dikhianatin-didua/tiga/empatin-ditinggal-patah hati-frustasi-etc. (mungkin) tidak mungkin kalian gak pernah patah hati, tapi setidaknya kalian dijauhkan dari orang-orang (cowok) pecundang yang menye-menye. Halaaah... *tanpa bermaksud curcol* bwahahaha... Aku menyayangi kalian, amat sangat. *berpelukan

Ezze-Wick-Mbok Bar-Etez (B*Kids), mungkin B*Kids udah gak ada lagi, tapi semoga masih tersisa (rasa) persahabatan yg pernah ada. Rindu deh rasanya pas dulu masih culun dan sama2 belum ngerti dunia luar. Tapi kita kan artis kampung. Hhahaha... Yah, meskipun udah hidup dg cara masing2, aku tetap lophe kalian. Kalian tetap juara dan teman-teman yg istimewa. Peluuuukkk...

Siti, ah aku gak tau, dan gak ngerti harus nyebutin kebaikanmu yg mana cuy, terlalu banyak dan amat sangat baik padakuh. U're the best preend deh. *peluuukkk

Dini, love you like a coffee. Karena dengan itu, aku mengingatmu. Karena aku dan kamu sama2 suka kopi. 

Putri-Diah-Azimatul, Kalian sudah menjadi teman baik. Aku menyayangi kalian. Always!

Okta-Novi-Nisa-Syamsi-Cumi, cupcupcup muuuaaach buat kaliaaann. I loph you all guuuyssss :*

Luluk-Nur Lya-Erni-Fathus-Fifi-Ina-Ita-Tris-Umu (RUFFEILNT'S), ah kalian teman sekaligus sahabat yang aku punya ketika menginjak ABG. Karena kalian rasanya aku mengenal dan mengerti apa itu gaul, funky, apalah itu istilahnya. Meskipun kita udah sama2 jauh dan tak lagi pernah bersua, tapi aku masih mikirin dan mengingat bagaimana persahabatan kita kok... Gak peduli, kalian mau mengingat aku ato enggak, tapi setidaknya kalian (pernah) mau berteman denganku yg tak memiliki apapun, bahkan satu kebanggaan bisa menjadi bagian dari "Genk" RUFFEILNT'S. Yah, meskipun (mungkin) cuma terpaksa kalian menyampilkan aku. Tapi, makasih. :*

Wiwin-Khofi-Lilian-Virly, aaaaaakkkk aku sudah lama tidak bertemu dg kalian. Apa kabar kalian? Cuma 6bulan sekolah bareng kalian, tapi aku senang punya teman seperti kalian. Tapi, maaf ketika aku harus memutuskan pindah sekolah dan meninggalkan kalian. Aku tau kok, kalian marah karena aku meninggalkan kalian. Eh, ngomong2 apa kabar Bu Maziyah ya? Aku merindukan beliau, kan aku murid kesayangannya. #PD hhahaha... Log time no see guuuysssss!! :p

Raida, dek Da... I love you dah, maaphkeun juga pernah nyakitin dan ngeremehin kamu. Maklumin yaak, kan dulu anak-anak, jadi ababil, gampang kemakan omongan orang. tapi, sekarang aku tau kok siapa dan mana yang benar-benar harus dianggap teman/sahabat. Meski sering aku melukai halus perasaanmu, tapi kamu dengan sangat baikknya selalu menerimaku. Bahkan ketika aku sedang senang dan berlalu darimu kau tetap dengan setianya menganggap aku sahabat yang baik. Thank's a lot... :)

Mega, Nduuuuuuulllll... sahabat ketika KKN, dan ku pikir semuanya berakhir ketika KKN usai. Namun, kita masih setia dan bareng terus. Makasih buat semuanya ya nduuulll. Semoga kita selalu bisa bareng, dan saling mengingat. Muuuaaaach... :*

Ehhhmm, klo mau nyebutin semuanya yg ku rinduh rasanya tak akan cukup deh waktunya. Akan butuh waktu 7 hari-7 malam. Hahahaha... Dan, harusnya ini ku posting pas hari Kartini, kalian mereka yg tersebut adalah sahabat dan wanita-wanita terhebat yang ku kenal. Oke, anggap saja ini masih dalam suasana Kartini  (21-4-13) yg sudah berlalu. Aku juga gak bisa menyebut kebaikan kalian satu-persatu, namun yang jelas dan pasti, aku menyayangi kalian. Selamat hari KARTINI buat kalian. Senyum semangaatt!!! Huahahahaa... :p


Monday, April 22, 2013

OMW (16413)

Harusnya sih nge-blog-nya-kemarin-kemarin, tapi berhubung si ALIT baru sembuh dari sakitnya, jadi ya udah deh, let's start now!!!

Masih amat sangat ingat pas perjalanan balik Jogja. Perjalanan ala bolang gitu deh, rumah (Lembor)-Tuban-Bojonegoro-Ngawi-Jogja. Nah, cerita dimulai dari terminal Ngawi. Cekidoootttt!!!

Sebenernya menghindari banget sih naek bus MIRA, bukan apa-apa, males aja (soalnya 'lumayan' lelet).Eh tapi, karena yg nongol si MIRA duluan, yaudah deh, kepaksa naik. Duduk di bangku paling belakang dan pojok-pinggir pintu belakang, favorit. Dan duduk di tengah-tengah keluarga kecil yg ada adek kecilnya lagi mubok dia. hhehe :)
Selang beberapa menit kemudian, keluarga manis itu turun dan tinggalah aku sendirian, klo gak 'punya malu' aku udah tidur-tiduran deh, tapi no. Monyooongggg!!!

Kemudian ada beberapa penumpang baru yg naik, salah satunya bapak-bapak paruh baya. Dengan santainya beliau ndresel-ndresel di sampingku. Uuuhhh... Awalnya takut banget gitu, yaelaahhh... korban berita kriminal pencabulan2 yg dilakukan orang2 bau tanah kepada anak2 di bawah umur. Kan aku di bawah umur. Nah loh.. Narsis najis!
Tak lama kemudian, datang pedagang asongan yg menawarkan dagangannya. Pengin gitu sebenernya beli kacang rebus, tapi lagi males olah raga mulut a.k.a ngunyah. :p
"kacanh mbak?" seru bapaknya.
"enggeh pak, matur nuwhun..." sahutku berusaha ramah.

plukkk...

Aku mlongo, si bapak nyodorin se-iket kacang rebus ke arahku. Mlongonya sih mikir, kok bapaknya tau yah aku pengin beli kacang. Tapi aku berusaha menolaknya. Kan parno tuh, lha klo2 nanti ternyata bapaknya minta "imbalan" kan gawat tuh.
"Mboten Pak, matur nuwhun. Kulo tumbas piyambak mawon." Tolakku ramah.
"Gak apa-apa mbak, bapak niki ikhlas kok. Sa'estu, monggo dimaem!" si Bapak kembali menyodorkan kacang tsb kepadaku. Dan mau-tidak-mau-aku-pun menerimanya, tapi (masih) enggan memakannya, masih takut. Hihihihi...
"Bapak ini punya anak cewek loh mbak, mosok bapak enak mangan terus meneng ae ngawasi anak wedok. Dadi, santae mawon. Monggo dimaem!" Jelas si Bapak seakan tau apa yang ada dipikiranku.
"Enggeh Pak, mathur nuwhun." Aku mulai memakannya dengan (masih) takut-takut.

Sebenernya sih bukan itu pokok pembicaraan-nya. Bukan tentang si Bapak yang membelikanku seiket kacang. Tapi tengtang...

Bla-bla-bla-bla-bla.....
Si Bapak memulai obrolan dengan pertanyaan2 ringan, aku mau ke mana? Kuliah ya? Semester berapa? dll...
"Sudah punya pacar belum?" Tanya si Bapak santae. Tapi membuatku menoleh dan... #uhhuuukkk *keselek*
"Belum, Pak..." Si Bapak terlihat kaget, tapi kemudian tersenyum. "Belum (lagi) Pak, maksudnya? Hehehe.." Aku nyengir. Kalian tau apa yg ada dipikiranku ketika si Bapak menanyakan aku punya pacar apa enggak? Aku berpikir... (1) Ini si Bapak mau cari mantu kalik. Atau... (2) si Bapak mau nyari istri muda? Nah loh, mulai kan ngehek pikirannya dengan opsi no.2. Monyoooongss!!!

Mulailah si Bapak cerita ngalor-ngidul, tentang keluarga beliau. Tentang semua yg ia punya. Dan jengjengjengjeng.... Si Bapak cerita juga punya anak laki yang seumuran-ku, ditambah lagi cerita tentang kelebihan si mas yg saya sendiri gak tau wujudnya, tapi kata si bapaknya dia ganteng sih. Katanya. Ya iyalah, lhawong anaknya, makanya dipuji. #eh hhahaha...
"ini si bapak niat nge-promosiin anaknya apa ya?" Pikirku terkekeh.
*pembicaraan berlanjut A-(sampai)-Z* aku menikmatinya. Yang pasti rasanya seneng.

"Pokonya, jadi perempuan harus pinter jaga diri, jaga kehormatan!!! Nyari pasangan jangan (hanya) karena dia ganteng, kaya, berpendidikan. Semua itu gak penting. Buat apa ganteng, kaya, pinter, tapi gak sreg dan gak bisa bimbing. ya gak?" Pesannya manis. Senyumku mengembang. Hampir nangis ketika si bapak membuatku berasa punya bapak (impian). "Oiya, Bapak turun duluan ya, rumah bapak deket sini, kalo mau main, monggo!! Kamu hati-hati loh!" Pungkas si Bapak di akhir perbincangan kami. Aku ngangguk-angguk.

Dalam perjalanan sehari itu, ngerasain sosok 'bapak' yang tidak (pernah) saya punyai. Ah, terima kasih banyak bapak. Terima kasih juga sudah ngasih wejangan, pelajaran, wawasan, pesan-kesan, tawaran, dan yang pasti sudah menjadi bapak 'beberapa jam (seharian)' buat saya. *terharu :)